IKLAN

Makna di Balik Pernak-pernik Dekorasi Imlek

BERITA HARI INI - Tahun Baru Imlek identik dengan warna merah terang. Warna ini memang disukai karena melambangkan kebahagiaan dan keberuntungan.
Selain itu, menilik sejarah Imlek, dekorasi ini bertujuan untuk mengusir monster (Nián) yang meneror ke setiap desa. Nian akan memakan semuanya, mulai dari nyamuk hingga manusia. Seiring berjalannya waktu, penduduk desa menyadari bahwa monster itu hanya datang setiap 365 hari untuk mendatangkan malapetaka sebelum kembali ke hutan. Penduduk desa akhirnya memutuskan, saat Nian datang, mereka akan menyiapkan sebuah pesta dan makan malam kepada nenek moyang dan meminta perlindungan.
Berikut ini beberapa dekorasi yang kerap digunakan untuk menghias rumah saat Imlek dikutip dari Chinesenewyear2018.com.  Rupanya tiap dekorasi menyimpan makna masing-masing.

Seni menggunting kertas (chuāng huā)

Seni menggunting kertas adalah kerajinan rakyat yang bisa ditemukan setiap musim, namun sangat menonjol selama Festival Musim Semi atau Tahun Baru Imlek. Dekorasi ini biasanya terlihat terpasang di jendela sehingga kerap disebut bunga jendela.
Para pengrajin menciptakan karya-karya indah dari kertas yang biasanya berwarna merah dan menempelkannya dengan lem. Dekorasi ini biasanya digambari simbol-simbol atau juga ditulisi kata-kata. Gambar yang dipakai biasanya ikan, buah persik, biji-bijian, naga, burung phoenix, dan banyak lagi. Gambar ikan menyimbolkan keberkatan. Sementara naga dan buah persik adalah simbol dari cerita rakyat dan legenda. Sedangkan biji-bijian merupakan simbol harapan akan panen yang baik.

Door Gods (mén shén)

Kepercayaan masyarakat Tionghoa mengenal beberapa dewa, termasuk tokoh-tokoh bersejarah (entah itu nyata maupun legenda). Salah satu tokoh itu adalah Door Gods. Sesuai namanya, lukisan dewa ini ditempel di pintu utama sebuah rumah.
Pemburu setan yang paling tersohor, Zhong Kui memiliki wajah yang menyeramkan. Itulah mengapa Door Gods digambarkan mempunyai mata yang marah, badan memutar, dan menggenggam senjata tradisional. Mereka siap untuk menjaga keluarga yang tinggal di dalam rumah dari gangguan setan.
Pintu masuk utama tradisional terdiri dari dua pintu dan para dewa selalu tampil berpasangan. Meskipun dekorasi ini tidak begitu populer di zaman modern, beberapa wilayah di Tiongkok masih memasang dekorasi ini agar membawa perdamaian dan keberuntungan ke dalam rumah tangga.

Jimat Keberuntungan (fú)

Orang-orang Tionghoa gemar menghias tembok dengan menggantungkan dekorasi yang berisi kata-kata tertentu. Kata yang paling umum digunakan adalah fu (keberuntungan), kegembiraan dan nasib baik.
Kata-kata itu ditulis dengan kaligrafi pada selembar kertas merah persegi. Hiasan itu kemudian ditempelkan di dinding, pintu, atau jendela. Kata fu sering dimasukkan ke dalam hiasan lainnya, seperti hiasan kertas dan lukisan.

Sajak Festival Musim Semi (chūn lián)

Berawal dari era Dinasti Shu (berusia lebih dari seribu tahun yang lalu), sajak Festival musim Semi memiliki sejarah yang panjang. Pada zaman dahulu, bait-bait saja ini diukir pada lembaran yang terbuat dari pohon persik. Namun sekarang, biasa dituliskan di atas kertas merah.
Menurut mitosnya, ada sebuah pohon peach raksasa di dunia roh. Setiap pagi, roh yang mengunjungi dunia manusia harus kembali ke sana. Pintu masuknya dijaga oleh dua dewa. Roh yang mengganggu pada malam hari akan ditangkap dan menjadi santapan harimau. Kemudian orang-orang mulai menuliskan nama dua dewa di kayu peach untuk menjaga dari roh yang marah. Kebiasaan ini kemudian berubah menjadi menuliskan ungkapan berkat, surat, puisi di atas kertas merah.
Saat ini, tulisan-tulisan semaca itu bisa ditemui di pintu-pintu rumah setiap Tahun Baru Imlek. Biasanya baris ketiga yang lebih pendek dituliskan di kusen pintu. Jumlah kata pada setiap barisnya harus sama. Jika Anda membuat sendiri kata-kata itu, pastikan jumlah kata di setiap baris sama jumlahnya.

Lukisan (nián huà)

Ini adalah kerajinan dengan sejarah setidaknya seribu tahun yang lalu. Sejalan dengan berbagai hiasan Imlek yang ada, lukisan digunakan oleh masyarakat untuk mengekspresikan keinginan mereka untuk tahun depan. Gaya seni tradisional Tionghoa digunakan, namun dengan adanya penemuan alat cetak gaya dan gambarnya beragam. Beberapa menyebut lukisan sebagai ensiklopedia kehidupan rakyat. Konsepnya bisa berasal dari makhluk surgawi hingga cerita rakyat ataupun aktivitas sehari-hari. Sebagian besar lukisan digambarkan dengan anak kecil gemuk atau wanita cantik. Gambaran ini mengekspresikan keinginan memiliki anak-anak yang sehat dan keluarga yang penuh kasih.

Lampion (dēng lóng)

Ada berbagai jenis lampion, mulai dari bentuk seperti bola, lotus dan bahkan bentuk naga. Beberapa orang akan menulis kata fu (keberuntungan), puisi atau kaligrafi lainnya pada lampion sebelum melepaskannya. Orang menuliskan keinginan dan harapan di setiap sisi lampion dan membiarkannya terbang ke langit. Mereka berharap keinginannya akan terwujud di tahun yang baru.
Budaya Tionghoa memiliki sejarah yang terbentang selama ribuan tahun. Tahun Baru Imlek, sebagai hari libur yang paling penting, kaya akan esensi budaya. tradisi kuno itu dilestarikan turun-temurun dan masih berpengaruh hingga saat ini. Cerita dan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya bisa terlihat dari dekorasi Imlek ini. (Wizna Hidayati Umam)***
luvne.com ayeey.com cicicookies.com mbepp.com kumpulanrumusnya.comnya.com tipscantiknya.com